Test Footer

LightBlog

Thursday, August 30, 2012

Warisan Tradisi Kota Palu

Kain Tradisional Sarung Tenun Donggala

Sarung Donggala merupakan kerajinan tradisional masyarakat Donggala yang sangat populer, bukan hanya dikalangan masyarakat Sulawesi Tengah namun juga hingga daerah lainnya, kerajinan ini telah secara turun temurun diwariskan masyarakat donggala.

Kain tenun Donggala telah ada sejak ratusan tahun silam. Kain yang dibuat dari mesin tenun sederhana itu memiliki motif beragam, antara lain motif bunga mawar, bunga anyelir, buya bomba subi kumbaja, bunga subi, kombinasi bunga subi dan bomba, buya bomba, dan buya subi kumbaja.

Kain tenun ikat asal Kabupaten Donggala itu pada umumnya bermotif kotak-kotak, yang bermakna saling memegang keutuhan dan kebersamaan. Ada juga motif lungsin berupa gambaran nekara yang disusun secara geometris, yang juga menggambarkan kebersamaan.

Kain Tradisional Sarung Tenun Donggala
Kain Donggala



Sejumlah tempat di kabupaten Donggala menjadi pusat pengrajin kain tersebut, seperti Desa Towale dan Watusampu di Kecamatan Banawa yang berjarak 40 kilometer dari Kota Palu.kain tenun Donggala harus dilestarikan agar tetap ada dan dibanggakan oleh masyarakat Sulawesi Tengah.Satu lembar kain Donggala bisa dibuat selama satu bulan. Jika motifnya sulit, bisa membutuhkan pengerjaan selama hingga dua bulan.

Kain tenun donggala biasanya digunakan pada upacara perkawinan adat atau hari-hari besar keagamaan. Asal usul benda ini sulit ditelusuri karena sudah ada sejak ratusan tahun silam.Dulu, kain atau sarung Donggala hanya boleh dikenakan pada acara perkawinan, sunatan, dan upacara adat. Motif tertentu, seperti palaekat, hanya boleh dikenakan raja atau kaum bangsawan.Seiring dengan perkembangan zaman, kain tenun donggala banyak dimiliki masyarakat umum dan digunakan dalam berbagai kesempatan resmi.

Untuk melestarikannya, pemerintah Kabupaten Donggala telah memiliki hak paten atas kain tenun Donggala.
Kain Tradisional Sarung Tenun Donggala

 

Kain Tradisional Sarung Tenun Donggala



Ketenaran kain tenun ini sudah tersohor di seluruh negri sampai seringkali para pengrajin ini mengikuti festival atau pameran busana. Hal ini juga memberikan kemudahan bagi para pengrajin yang tadinya seringkali harus pergi ke Palu untuk menjual kain, sekarang hanya tinggal menunggu pedagang dari Palu yang akan mengambil kain tenun mereka.

Masyarakat Donggala awalnya memakai kain ini sebagai sarung untuk acara resmi seperti perayaan atau pesta, namun seiring perkembangan jaman kain tenun Donggala ini sudah banyak diekspor dan dijadikan jenis pakaian lain seperti baju atau kemeja.

0 comments:

Post a Comment

Tanggapan