PALU, KOTA BAWANG GORENG
Masjid Jabbal Nur, Palu |
Pukul 02.00 WIB tepat saat kutuliskan ceritaku ini, aku terbangun untuk melaksanakan sahur. Puasa Sunah di awal Bulan Rajab. Walau banyak yang membuat kajian tentang keutamaan berpuasa di awal bulan Rajab serta yang menyatakan sebaliknya, aku memilih melaksanakan puasa sunah sebagai sebuah ibadah. TITIK. Ibadah itu biarlah menjadi urusan aku dan Tuhanku, Allah SWT.
Menyiapkan makan sahur seadanya, ditemani dengan bawang goreng kriuk khas Kota Palu, semoga makan sahurku ini membawa berkah. Amien...
Kota Palu, kota bawang goreng ini kusinggahi pada awal Bulan Mei 2012 yang lalu. Kedudukan Kota Palu yang diapit oleh bukit-bukit dan pantai sehingga Kota Palu dikategorikan kota lembah. Berdasarkan kondisi tersebut maka suhu udara dipengaruhi oleh udara pegunungan dan udara pantai yang berakibat pada terdapatnya perbedaan suhu antar wilayah yang dipengaruhi suhu pengunungan. Kadang siang bolong, sehabis panas menyengat ubun-ubun, tiba-tiba hujan dereeesss banget. tapi setelah reda, ya panas lagi.... Pokoknya kalau di Palu, harus sedia payung sebelum tiba2 hujan..hehehehhe
Temans, banyak sekali bangunan dan pemandangan yang mempesona di Palu. Jembatan Kuning seperti gambar di atas salah satunya.
Kadang mulut ini nggak banyak berkata, hanya mengucap syukur dan
kekaguman pada Sang Pencipta, Kota yang mengililingi sebuah palung,
indaaahhh sekali. Pemandangan malam pun juga tidak kalah indahnya.
Lampu-lampu yang kerlap-kerlip di seberang palung, menambah romantisnya
kota ini. Apalagi teman yang mendampingi aku keliling ini adalah Seorang
Bapak Ganteng, Dosen sebuah PTN di Palu. Trus hubungannya romantis
dengan Bapak ini apa????? hehehhehe....kamsudnya..eh maksudnya begini,
Bapak ini pandai sekali "menjual" kotanya dengan cerita berbagai tempat
indah di sana.Trus aku diajakin ke sebuah rumah makan tepi laut yang
tergolong besaarrr dan itu tadi..romantis....heheheh, Oh ya, nama rumah
makan ini adalah Kampung Nelayan, silahkan buktikan sendiri kalau
berkunjung ke Palu. (Waduuhhh...aku sudah terlanjur menyebut merk nih,
kalau di dunia pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, kalau bikin spek
khan nggak boleh nyebut merk, kecuali suku cadang...yach...dianggap saja
suku cadang wkkkkk
Sehabis menyelesaikan kelas Bimtek Pengadaan barang dan Jasa di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Propinsi Sulawesi Tengah, aku sengaja keliling kota untuk melihat-lihat keindahan Palu di sore menjelang Magrib. Sebuah masjid dibangun di tengah laut yang mampu membuatku berhenti untuk menikmati bangunannya yang mungil dan elok. Sorot lampu aneka warna yang sengaja disorotkan ke kubahnya, semakin menambah elok dan mampu mencuri pandang bagi siapa saja yang melewatinya. Banyak orang berfoto di depannya, semoga mereka juga sempat sholat di dalamnya.... hehehee soalnya aku nggak sempat, karna diantar ibu Kepala Tata Usaha LPMP, sehingga kuputuskan untuk sholat di Wisma LPMP saja.
Pantai Kota Palu |
Sop Kaledo, Makanan khas Palu (sop kaki sapi) |
Bandara Mutiara, Palu |
langit merah menjelang Magrib di Kota palu |
Maaf temans, sebenarnya banyak yang ingin kuceritakan, tapi aku berharap akan kembali lagi ke kota ini. Akan aku ceritakan tentang duren kota Palu yang tidak pernah habis musimnya, tentang Sop kaledo yang nikmat, tentang industri bawang goreng yang mampu menjadi ICON kota, dan banyak hal yang lain.
0 comments:
Post a Comment
Tanggapan