Sekilas Kota Palu
Kota
Palu merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah berada di lembah dan
kawasan Teluk Palu. Kota seluas 395,06 km2 atau 39.506 hektar terdiri
dataran rendah (pantai), dataran bergelombang dan dataran tinggi. Palu
terletak sekitar 1.650 km di sebelah timur laut Jakarta dengan koordinat 0°54′ LS 119°50′ BT.
Penduduknya hampir 400.000 jiwa (2009), Kaili adalah suku asli daerah
ini. Disamping itu dapat dijumpai suku Bugis, Jawa dan Manado dan suku
lainnya.
Perjalanan
ke Kota Palu dapat ditempuh lewat jalan darat, laut dan udara. Untuk
pendatang yang berasal dari luar Pulau Sulawesi perjalanan lewat udara
adalah pilihan utama. Bandara Mutiara adalah gerbang pertama yang kita
dapati saat mendarat di kota Palu. Letak bandara tidak jauh dari jantung
kota Palu, kurang lebih 3 km. Jika perjalanan melalui laut maka kapal
akan merapat di Pelabuhan Pantoloan kira-kira 20 km dari Kota Palu.
Jangan kaget kalau melihat dokar/bendi/andong masih ada di jalan-jalan
Kota Palu. Dokar merupakan salah satu alat transportasi yang cukup
diminati masyarakat selain angkot dan taxi (argo) terutama di wilayah
yang dekat dengan pasar tradisional.
Kota
Palu dibelah oleh Sungai Palu (Karona Palu) yang bermuara di Teluk Palu
dengan pantainya bernama Pantai Talise. Di tepi pantai Talise ini pada
sore hari suasana ramai sekali tak kalah dengan suasana pusat kota.
Tempat ini cocok sekali dijadikan tempat beristirahat/santai sore
setelah penat bekerja seharian sambil menikmati aneka makanan seperti
pisang bakar coklat, jagung bakar, maupun roti bakar, dan aneka minuman.
Sarabba adalah minuman khas, terbuat dari air jahe ditambah susu.
Pemandangan yang ditawarkan adalah suasana pantai sambil menunggu
matahari terbenam juga ada pemandangan Jembatan IV dengan sinar lampu
yang terang yang juga merupakan ikon kota seperti di Palembang ada
Jembatan Ampera.
Pagi
hari sarapan yang biasa ditemui adalah nasi kuning yang rasanya gurih.
Kalau di Jakarta mungkin mirip nasi uduk hanya masaknya ditambahi rempah
dan kunyit yang membuat nasi jadi kuning. Kaledo adalah makanan khas
dari Palu yaitu sejenis sop yang terbuat dari tulang kaki sapi dan
dimasak dengan asam. Uniknya, Kaledo ini dimakan bersama ubi rebus, bila
tidak terbiasa kita juga dapat menyantapnya dengan nasi. Karena
kebanyakan sapi yang digunakan berasal dari daerah Kab. Donggala yang
biasanya bertulang besar, tidak jarang Kaledo diplesetkan merupakan
singkatan dari Kaki Lembu Donggala.
Selain itu masih ada Uve Mpoi dengan bahan dasar jeroan, kalau
diartikan Uve = air dan Mpoi = asam jadi Uve Mpoi merupakan makanan yang
terbuat dari irisan daging dan jeroan yang dimasak dengan kuah asam
sehingga menghasilkan rasa kuah yang segar. Rasa kuahnya hampir mirip
dengan kaledo.
Kawasan
wisata yang dapat dinikmati disekitar kota antara lain Pantai Tanjung
Karang, disini kita dapat menyelam (diving) dan snorkling) melihat
keindahan terumbu karang. Untuk dapat sampai di Tanjung Karang harus menempuh perjalanan kira-kira 40
km dari Kota Palu. Bagi yang suka air panas alami ada sumber air panas
bumi yang kaya belerang yaitu di Bora dan di Mantikole. Kita juga dapat
melihat air terjun Wera di daerah Mantikole.
Taman Nasional Lore Lindu juga merupakan salah satu tujuan wisata yang berjarak 60 km selatan Kota Palu. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di Sulawesi seperti Anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, dan kuskus.
Burung Maleo merupakan salah satu burung endemik yang dilindungi dan
ditangkarkan di taman nasional ini. Keunikan burung ini yaitu besar
telurnya mencapai 3-4 kali telur bebek dengan berat rata-rata 450 gram.
Peninggalan
prasejarah juga dapat dijumpai disini berupa patung-patung megalitikum.
Danau Lindu yang masih berada di kawasan Taman Nasional Lore Lindu juga
menawarkan petualangan yang cukup mengasikkan. Di danau ini terdapat
Ikan Mujair yang cukup melimpah, cocok dijadikan wisata memancing. Ikan
dari Danau Lindu biasanya dikirim ke Manado dan luar Sulawesi seperti
Kalimantan Timur. Tim Jejak Petualang Trans 7 juga pernah mengabadikan
keindahan danau ini.
Tempat hangout/nongkrong
bagi yang berjiwa muda juga tersedia, selain Mall Tatura Palu ada
Maestro Pizza dengan hidangan aneka makanan nasional dan internasional
juga live music seperti di Planet Palu (P2), Space Bar dan Star Lounge Silae Beach.
Untuk
Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang bila berkunjung ke Kota Palu adalah
hasil kerajinan yang terbuat dari kayu hitam (Ebony). Bentuk yang
ditawarkan cukup beragam seperti kapal-kapalan, jam dinding, meja, kursi, tempat tissue, gantungan kunci dan berbagai bentuk tiruan binatang dengan harga yang terjangkau.
Bawang
goreng khas Palu juga jangan sampai lupa untuk dijadikan oleh-oleh.
Tanaman bawang varietas asli Kota Palu dengan kondisi Iklim dan tanah di
pegunungan telah menjadikan bawang goreng ini memiliki cita rasa bawang
goreng yang berbeda dengan bawang goreng kebanyakan yang dijual di luar
Kota Palu. (disari dari berbagai sumber).
Thanks for info, semoga semuanya selalu ada dalam lindungan Tuhan http://bit.ly/2vplrBi
ReplyDelete