Japfa Comfeed Jalin Kerja Sama dengan Pemda Sulteng |
PALU–Perusahaan
pakan ternak PT Japfa Comfeed Tbk menandatangani nota kesepahaman
dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan sejumlah
bupati/wali kota di provinsi itu untuk mengembangkan produksi jagung.
Kepala Divisi Makanan Ternak PT Japfa Comfeed Tbk, Harwanto, dan
Gubernur Longki Djanggola serta Bupati Sigi, Donggala, Parigi Moutong,
Banggai, Poso, dan Wali Kota Palu menandatangani nota kesepahaman
tersebut di depan Menteri Pertanian Suswono di Desa Sibalaya Utara,
Kabupaten Sigi, sekitar 30 kilometer selatan Kota Palu.
Dalam tahap awal, kerja sama ini akan mengupayakan peningkatan
produksi jagung pada sentra-sentra pertanian jagung di daerah yang
menandatangani nota kesepahaman ini. Japfa, katanya, akan mengirim para
penyuluh lapangan untuk mendampingi petani dalam teknis budidaya
sehingga lahan-lahannya akan semakin produktif.“Kalau kerja sama ini sukses, kami akan memperluas ke daerah-daerah lain yang juga memiliki lahan potensial dan kami akan menjadi penampung seluruh produksi yang dihasilkan,” ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya akan melatih petani dalam penanganan pascapanen dan membangun fasilitas-fasilitas pengeringan agar produksi jagung bernilai tinggi, sehingga petani tidak asal tanam jagung tetapi memahami benar bagaimana menangani pascapanen agar menghasilkan jagung berdaya saing tinggi. Ia berharap dalam dua tahun ke depan, akan terjadi peningkatan produksi jagung di daerah ini. Dari hasil peningkatan tersebut akan ada gambaran soal pabrik pakan ternak yang akan dibangun. Ketika ditanya mengapa memilih Sulteng untuk bekerja sama mengembangkan jagung bukannya dengan Gorontalo yang sudah terkenal sebagai penghasil jagung, Harwanto mengatakan ini karena pertimbangan letak geografis dan akses. “Kalau di Sulteng ini kita mudah ke mana-mana, kalau di Gorontalo mau kemana?,” ujarnya. Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengemukakan bahwa daerahnya berpeluang besar menjadi penghasil jagung cukup besar di Tanah Air karena terdapat 1,4 juta hektare lahan potensial untuk tanaman jagung. Ia berharap melalui kerja sama dengan PT. Japfa Comfeed akan bisa dikembangkan lahan produktif tanaman jagung hybrida minimal 20.000 hektare, terutama di Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong dan Banggai. Kelemahan petani Sulteng dalam mengembangkan jagung selama ini adalah lemahnya penguasaaan teknologi budidaya, kurangnya pupuk dan pestisida, permodalan dan akses pasar. Data Badan Pusat Statistik mencatat produksi jagung Sulteng pada 2011 tercatat 161.800 ton, atau turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya 161.300 ton karena turunnya luas panen dari 42.700 ha menjadi 41.200 hektare dan produktivitas turun 0,2 persen menjadi 1,3 ton/ha. Pada 2012, produksi diperkirakan turun lagi karena luas panen kembali merosot dan diperkirakan tinggal sekitar 38.300 hektare. Menteri Pertanian Suswono berharap kerja sama PT. Japfa Comfeed dengan Gubernur dan para bupati se-Sulteng akan menggenjot produksi jagung nasional sehingga dalam beberapa tahun ke depan Indonesia tidak perlu mengimpor jagung lagi. “Sangat aneh kalau kita masih mengimpor jagung padahal di depan mata kita ada lahan yang bisa menghasilkan jagung yang banyak,” katanya di depan sekitar 300 petani yang hadir. |
0 comments:
Post a Comment
Tanggapan