KAT di Sulteng Harus Terus Diberdayakan
KETERBATASAN: Seorang bapak keluarga miskin memberi minum anaknya langsung dari pancuran air yang ada di Dusun III Batambaya, Desa Kalora, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi.
WAKIL Gubernur H Sudarto SH MHum mengatakan, keberadaan Komunitas Adat
Terpencil (KAT) di Provinsi Sulawesi Tengah harus terus diberdayakan.
Karena secara kuantitatif, populasi KAT di Sulteng bila tidak ditangani
serius, dikhawatirkan akan berimplikasi pada munculnya kerawanan sosial
yang berskala lokal, regional bahkan nasional, seperti terganggunya
pelestarian lingkungan, pengentasan kemiskinan yang stagnan dan ancaman
instabilitas keamanan nasional.
‘’Untuk itu, penanganan KAT melalui berbagai program pemberdayaan
menjadi penting dan menuntut kesungguhan semua pihak, baik di tingkat
provinsi, kota maupun kabupaten kata Wagub H Sudarto mewakili gubernur
pada acara penyerahan bantuan di Dusun III Batambaya, Desa Kalora,
Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi, kemarin (20/2). Bantuan kepada KAT
itu berasal dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Wagub mengatakan Komunitas Adat Terpencil merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia, yang secara geografis bertempat tinggal di daerah
terpencil, terisolir dan sulit terjangkau. Kondisi tersebut menyebabkan
terbatasnya akses pelayanan sosial dasar yang diperoleh, sehingga mereka
hidup dalam kondisi yang tertinggal. di sisi lain, derasnya arus
informasi yang disertai kemajuan teknologi dan pengaruh globalisasi
telah menyebabkan warga KAT menjadi semakin tertinggal, bahkan
termarginal.
‘’Karena itu dengan bantuan dari Menteri Sosial tersebut, paling tidak
dapat memberikan pola pikir atau langkah-langkah lebih maju ke depan,
bagi komunitas adat terpencil dalam meningkatkan taraf hidup yang
mandiri dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya mencakup aspek sosial
budaya, ekonomi dan lainnya, agar mereka mampu melakukan perubahan
sosial dengan memberdayakan segala potensi dan sumber yang terdapat di
lingkungannya,’’ jelasnya.
Bantuan kepada KAT di Dusun III Batambaya, Desa Kalora berupa bantuan
bahan bangunan rumah kepada 76 kepala keluarga masing-masing menerima
Rp17 juta, bantuan 60 KUBE yang terdiri dari 50 KUBE sebagai
tindak-lanjut dari MoU dengan Alkhairaat dan 10 KUBE dengan Gereja
Pantekosta masing-masing menerima Rp20 juta, dan bantuan sembako kepada
76 kepala keluarga masing-masing menerima Rp300 ribu.
‘’Saya berharap bantuan yang diberikanini, benar-benar bermanfaat dan
berguna bagi masyarakat di wilayah ini dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya,’’ kata Wagub.
0 comments:
Post a Comment
Tanggapan