Priyono: NTP Bukan Satu-satunya Ukuran
Kesejahteraan Petani
*BPS Sulteng Komitmen Perkuat Sistem DataPALU- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng JB Priyono mengemukakan, dalam Sensus Pertanian 2013 yang akan dilaksanakan Mei mendatang akan ikut memberi kontribusi pada penyediaan data pertanian, termasuk data-data yang akan mendukung perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng.
Mantan Kabiro Humas dan Hukum BPS Pusat ini menjelaskan, sensus
pertanian tahun ini menjadi strategis di tengah fakta masih rendahnya
NTP gabungan di daerah ini. “Kami sudah bertemu dengan Bapak Gubernur,
dan memang beliau sangat terlihat konsen sekali dan memberi stressing
pada persoalan NTP ini, ”katanya.
Dikatakannya, meski secara agregat NTP Sulteng memang dibawah seratus,
tetapi didalamnya ada beberapa sub-sub sektor yang nilainya menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan, seperti NTP perikanan. “Dan yang itu
yang akhirnya dikalahkan dengan yang rendah, saling cancel out akhirnya
yang diperoleh jadi seperti itu,”katanya.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Gubernur, sebagaiman dikatakan JB
Priyono juga terlihat mengikuti perkembangan naik turunnya NTP Sulteng.
“Seperti NTP yang terakhir dirilis, bapak gubernur pun ikut memantau
bahwa NTP kita naik walau hanya 0,07 persen, tapi harusnya kita memang
mengarah kesana,”tandannya.
Dia menjelaskan, NTP bukan satu-satunya indikator untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani.Seperti yang diketahui rumah tangga
pertanian di Indonesia sangat minim menjadi rumah tangga yang pure pertanian dan hanya penghidupan dari sektor tersebut.
”Sementara nunggu hasil dia bergerak di bidang non sektor pertanian
yah ngojek dan dagang walaupun secara pengakuan kegiatan ekonomi
utamanya“katanya.
Sehingga menjadi tidak tepat jika NTP yang dirilis setiap bulan oleh
BPS menjadi satu-satunya tingkat ukuran kesejahteraan, yang nota bene
hanya mengukur pada sisi kegiatan pertaniannya saja, dan tidak menyentuh
sektor non pertanian lain yang sebenarnya juga memberi kontribusi bagi
pendapatan keluarga petani.
Hasil perhitungan BPS terhadap NTP didasarkan dari indeks harga yang
diterima dan dibayarkan oleh petani, yang selama ini masih terjadi
selisih yang cukup besar antara besaran yang harus dibayarkan petani
dengan besaran yang diterima. Dikatakan secara perhitungan statsitik
indeks yang diterima petani dan yang dibayar petani merupakan pengaruh
dari kebijakan harga.
“Sementara harga bukan kewenangan kami, kalau ada yang bisa
menginterfensi ini silahkan, kami dari BPS akan berusaha lebih baik lagi
agar datanya lebih baik lagi, nanti berdasarkan data BPS akan diketahui
interfensinya yang paling tepat di sektor apa dengan cara bagaimana,
potensinya di mana,”kata Priyono.
Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan Provinsi Sulawesi Tengah bulan
Januari 2013 tercatat mencapai angka 97,22 persen. Angka tersebut naik
0,07 persen dibandingkan NTP bulan Desember 2012 yang mencapai 97,16
persen. Terbagi atas NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman
Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 82,71 persen, Subsektor Hortikultura
(NTP-H) sebesar 103,01 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
(NTP-Pr) sebesar 100,21 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar
95,79 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 109,96 persen.
0 comments:
Post a Comment
Tanggapan