Tidak Perlu Gerogi, Potensi Kelulusan Tinggi
JAKARTA - Mulai hari ini (6/5) sebanyak 4.243.668 siswa SD kelas VI bakal berkerut kening mengerjakan soal ujian nasional (UN). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap siswa tidak perlu gerogi hingga berbuat curang. Sebab potensi kelulusan cukup tinggi, hingga bisa mencapai 100 persen.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan potensi tingkat kelulusan UN SD
lebih tinggi dibanding UN SMP dan SMA. Diantaranya adalah program wajib
belajar pendidikan dasar (wajardikdas) 9 tahun. Dimana Kemendikbud
mendorong habis-habisan tidak boleh ada angka putus sekolah dari jenjang
SD ke SMP. Baik putus sekolah gara-gara tidak punya uang atau karena
kemampuan akademis.
Faktor berikutnya adalah urusan standar kelulusan. Untuk UN jenjang
SMP dan SMA, standar nilai kelulusannya ditentukan Kemendikbud.
Sedangkan UN SD, standar kelulusannya dipatok oleh masing-masing
sekolah. "Jadi sekitar sepekan menjelang UN, masing-masing SD sudah
menyerahkan standar kelulusannya ke dinas pendidikan kabupaten atau
kota," tutur Direktur Pembinaan SD Kemendikbud Ibrahim Bafadal.
Berbekal standar itu, dinas pendidikan kabupaten dan kota akan
menetapkan kelulusan UN SD. Ketetapan kelulusan nanti diambil setelah
proses koreksi UN yang dijalankan dengan sistem silang antar SD di satu
kabupaten atau kota.
Dengan skema penetapan standar kelulusan seperti itu, pihak sekolah
tentu tidak asal-asalan dalam menetapkannya. Mereka tentu akan
menyesuakan penetapan standar kelulusan dengan kemampuan rata-rata para
siswa. Pihak sekolah juga tidak akan mengambil resiko menetapkan standar
tinggi, sebab berpotensi banyak siswa yang tidak lulus. Jika jumlah
siswa tidak lulus tinggi, jumlah siswa pelamar tahun ajaran berikutnya
berpotensi surut.
Ibrahim menegaskan program wajardikdas 9 tahun memang menjadi agenda
nasional dan Kemendikbud hasur mendukungnya. Tetapi guru besar
Universitas Negeri Malang (UM) itu mengatakan, untuk tahun ini UN SD
tetap diposisikan sebagai bentuk persyaratan kelulusan. "Kita tidak tahu
untuk tahun depan. Bisa jadi ada kebijakan baru terkait posisi UN di
jenjang SD," tandasnya. Apakah tetap menjadi kriteria kelulusan atau
hanya sebagai alat pemetaan saja.
Dia menegaskan para siswa tidak perlu cemas atau bahkan takut
menghadapi UN. Ibrahim yang juga pakar manajemen pendidikan SD itu
menuturkan, kabar kecurangan UN SD seperti tahun-tahun lalu harus
ditekan. Seperti diketahui, pelaksanaan UN SD periode 2011 sempat geger
akibat terbongkarnya kasus sontek massal di SDN Gadel II Surabaya dan
SDN 06 Pesanggrahan Jakarta.
Ibrahim juga berpesan kepada para orangtua siswa yang anaknya
menjalankan UN hari ini. "Orangtua tidak perlu menanggapi berlebihan,
wajar-wajar saja," katanya. Orangtua jangan sampai sibuk mencari kunci
jawaban. Sebaliknya orangtua harus terus mendorong anaknya tekun belajar
dan siap menghadapi UN. "Tanamkan nilai kejujuran."
Terkait urusan persiapan UN, Ibrahim optimis UN SD berjalan serentak
di 33 provinsi hari ini. Dia mengatakan hingga kemarin, terus memantau
pelaksanaan UN SD di seluruh Indonesia. "Pelaksanaan UN SD memang di
tingkat pemprov. Tetapi saya mendapat delegasi untuk mengawasi dari pak
Menteri (Mendikbud Mohammad Nuh, red)," jelas Ibrahim.
Dia mengatakan terus mengontak dinas pendidikan tingkat provinsi di
seluruh Indonesia dalam dua tahap. Tahap pertama dijalankan pada 27
April lalu, dan tahap kedua Sabtu dan Minggu kemarin (4-5/5). "Pada
komunikasi 27 April, mereka melaporkan ada yang sudah mulai cetak,
persiapan cetak, hingga hampir selesai cetak," tutur Ibrahim.
Selanjutnya pada komunikasi dua hari terakhir ini, dia lega karena 33
provinsi memastikan percetakan naskah UN rampung dan sudah
didistribusikan ke tingkat sekolah. "Kawasan rawan (molor, red) seperti
di Gorontalo, NTB, dan NTT alhamdulilah sudah beres," papar dia.
Ibrahim mengatakan hari ini dia kebagian memantau pelaksanaan UN SD
di Jatim. Sedangkan Mendikbud Mohammad Nuh dan Wamendikbud Bidang
Pendidikan Musliar Kasim memantau UN SD di kawasan DKI Jakarta. Seperti
dijadwalkan, UN SD berlangsung sejak hari ini hingga Rabu (8/5) depan.
Sedangkan UN SD susulan dijalankan pada 13-15 Mei.
0 comments:
Post a Comment
Tanggapan