Kapolres Banggai Dicopot
**Buntut Memanaskan Situasi Kintom
HOBI MOTOR: Jossy Kusumo, Kapolres Banggai yang dicopot ternyata hobi
motor. Ia bahkan sering menunjukan kehebatannya dalam menunggangi motor
trail kepada anak buahnya dan masyarakat sekitar.DOK.POLRES BANGGAI
LUWUK – Akhirnya Kapolres Banggai AKBP Jossy Kusumo, SH, dicopot dari
jabatannya. Pencopotan jabatan kapolres disampaikan langsung Kabaharkam
Mabes Polri, Komjen Pol Oegroeseno, pada saat pertemuan dengan
masyarakat Kecamatan Kintom, kemarin (3/2).
Pencopotan AKBP Jossy Kusumo SH dari Jabatannya, disambut meriah oleh
ribuan masyarakat Kecamatan Kintom yang memadati jembatan Kintom.
Bahkan, AKBP Jossy Kusumo, SH mulai, Senin (4/4) (hari ini, red) tidak
bisa menandatangani dokumen yang ada di Polres Banggai.
Yang bersangkutan segera diganti oleh Plt Kapolres Banggai yang segera
ditunjuk oleh Kapolda SultengBrigjen Pol Dewa Parsana. “Kalau soal Plt
Kapolres Banggai yang menggantikan AKBP Jossy Kusumo SH nanti ditunjuk
oleh Kapolda Sulteng,” ujar Kabaharkam Mabes Polri Komjen Oegroseno,
Minggu kemarin (3/2).
KomjenPol Oegroseno datang dengan pesawat khusus didampingi Kapolda
Sulteng Brigjen Pol Drs Dewa Parsana. Dua pejabat kepolisian tersebut
tiba di Bandara Sukuran Aminuddin Amir Luwuk sekitar pukul 14.00 wita,
Minggu (3/2) kemarin, langsung menuju Kecamatan Kintom. Masyarakat
langsung menyambut kedua pejabat Polri tersebut, dengan sambutan meriah
dengan harapan AKBP Jossy Kusumo, SH segera dicopot dari jabatannya.
Sebagaimana tuntutan masyarakat Kintomkepada Kabaharkam Mabes Polri
itu, merespon tuntutan masyarakat Kintom tersebut. Bahkan, AKBP Jossy
Kusumo, SH bukan hanya dicopot dari jabatannya, tetapi yang bersangkutan
juga akan diproses secara hukum atas tindakannya terhadap Solihin Noho,
karyawan PT Donggi Senoro (DS) LNG.
Soal dugaan penembakan yang mengenai salah seorang warga Kintom,
Andi Irma, Kabaharkam segera menyelidiki kasus tersebut. Dan proses itu,
akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. Dan Mabes
Polri segera memerintahkan Propam untuk menyelidikan masalah yang
terjadi di Kintom.
Setelah melakukan pertemuan dengan masyarakat Kintom dan mencopot
AKBP Jossy Kusumo, SH yang disampaikan secara terbuka di depan umum,
masyarakat langsung membuka akses jalan yang selama dua hari diblokir
masyarakat. Jembatan yang membatasi dua desa yakni desa Kintom dan Ulin
yang menjadi pertahanan masyarakat langsung dibersihkan.
Kayu dan gelagar jembatan yang melintang di tengah jembatan,
ban-ban bekas yang dibakar massa langsung dibersihkan masyarakat dengan
kesadaran sendiri. Dan akses jalan sudah mulai normal serta arus
transportasi normal kembali seperti biasa.
Ditanya apakah pencopotan jabatan AKBP Jossy Kusumo, SH telah sesuai
dengan kesalahannya? Kata KabaharkamOegroseno, itu resiko jabatan. Yang
sebenarnya, seorang Kapolres harus bisa menahan diri dan jangan
menyakiti rakyat.
“Kita jangan coba-coba menyakiti hati rakyat, kita seharusnya
melindungi dan mengayomi masyarakat, karena kita berasal dari rakyat dan
kembali ke rakyat. Untuk itu, saya tidak mau dengar ada anggota
kepolisian yang menyakit rakyat.Konsekwensinya adalah pemecatan,” kata
mantan Kapolda Sulteng itu.
Kabaharkam Mabes Polri juga mengingatkan tahun 2013 dan 2014 adalah
tahun politik, sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat harus aman
dan terkendali. Masyarakat juga jangan disakiti, tetapi masyarakat harus
dilindungi dan diayomi.
Setelah bertemu masyarakat Kintom, Kabaharkam Komjen Oegroeseno
langsung menuju kota Luwuk, ibukota Kabupaten Banggai untuk melihat
langsung para korban bentrokan yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum
(RSU) Luwuk.
Empat korban bentrokan itu adalah Solihin Noho yang dianggap
masyarakat Kintom sebagai korban penganiayaan Kapolres Banggai. Andi
Irma, korban yang terkena tembak di bagian punggung menembus dadanya
bagian depan, Ito adalah korban lemparan batu yang membedung anggota
polisi dan Briptu Ferdinan yang terkena lemparan batu di bagian otak
kecilnya.
Saat menjengguk para korban di RSU Luwuk, Solihin Noho mengungkap
kronologis peristiwa hingga dirinya menjadi korban penganiayaam Kapolres
Banggai. Padahal Solihin hanya memberikan kode agar rombongan Kapolres
Banggai menurunkan kecepatan kendaraannya dengan cara mengayunkan
tangannya.
Namun, Kapolres Banggai langsung turun dari kendaraannya dan
menyatakan dirinya Kapolres sambil menampar korban Solihin. Belum puas
dengan cara itu, dirinya dilempar ke mobil dan anggota polisi lainnya
memukul dirinya. Solihin juga dimasukan ke dalam sel tanpa kesalahan.
Dan baru dilepas pada pukul 18.00 Wita malam.
Tetapi, informasi dari kepolisian menyebutkan, rombongan Kapolres
Banggai menuju Toilidan setibanyadi lokasi PT DS LNG, rombongan Kapolres
diminta oleh Solihin Noho memperlambat kecepatan kendaraannya. Kapolres
dan rombongannya memperlambat kecepatan kendaraan, lalu Kapolres turun
menemui Solihin.
Namun, Kapolres Banggai yang hanya mengenakan pakaiankaus oblong
langsung ditarik kerak bajunya dan dicaci maki oleh Solihin. Bahkan,
Kapolres Banggai akan dikeroyok oleh segelintir warga yang ada di Tempat
kejadi Perkara (TKP). Namun, Kapolres Banggai langsung memperkenalkan
dirinya sebagai Kapolres, lalu menampar Solihin. Dan Solihin meminta
maaf dan mengaku salah.
Sekedar diketahui, AKBP Jossy Kusumo, SH dilantik menjadi Kapolres
Banggai menggantikan AKBP Dadan, SH pada Nopember 2012 lalu. Itu
berarti, masa jabatan mantan KasubditSurvelence Densus 88 itu, hanya
selama 3 bulan. Sementara data yang dihimpun Radar Sulteng, sekitar
tahun 1995, Jossy Kusumo yang saat itu baru dinas di Polda Sulteng
terlibat bentrok dengan oknum TNI hingga menyebabkan jatuhnya korban
meninggal.